Perkembangan Lubang Gelap Supermasif Melambat Bersamaan Menuanya Alam Semesta, Apa Penyebabnya?- Lubang hitam adalah obyek astronomi dengan tingkatan gravitasi yang sangat kokoh, sehingga tidak terdapat apa juga, tercantum sinar, dapat lolos darinya.
Dilansir dari Live Science, Senin( 15/ 7/ 2024), lubang hitam yang sangat besar di alam semesta diketahui selaku lubang gelap” supermasif” serta mempunyai bobot jutaan sampai miliaran kali massa Matahari.
Lubang gelap umumnya terletak di pusat galaksi, tercantum Bima Sakti.
Walaupun demikian, para periset menciptakan kalau perkembangan lubang gelap dikala ini makin melambat dibanding dengan miliaran tahun kemudian.
Bagaimana lubang gelap supermasif tumbuh?
Para periset sudah membangun model riset terpaut sejarah perkembangan lubang gelap supermasif yang mencakup 12 miliyar tahun terakhir.
Lubang gelap supermasif tumbuh dengan 2 metode, ialah meresap gas dari galaksi induknya( akresi) serta bergabung satu sama lain kala 2 galaksi bertabrakan.
Kala lubang gelap supermasif komsumsi gas, obyek ini nyaris senantiasa memancarkan sinar- X yang kokoh, sejenis sinar bertenaga besar yang tidak nampak oleh mata telanjang.
Kala ditarik ke arah lubang gelap, gas tersebut memanas serta bersinar buat menciptakan sinar, semacam sinar- X.
Terus menjadi banyak gas yang disantap lubang gelap supermasif, terus menjadi banyak sinar- X yang hendak dihasilkan.
Berkat informasi yang terakumulasi sepanjang lebih dari 20 tahun dari 3 sarana sinar- X terkuat yang sempat diluncurkan ke luar angkasa( Chandra, XMM- Newton, serta eROSITA), para astronom bisa menangkap sinar- X dari beberapa besar lubang gelap supermasif yang lagi berakresi di alam semesta.
Informasi ini membolehkan regu periset buat memperkirakan seberapa kilat lubang gelap supermasif berkembang dengan komsumsi gas.
Rata- rata, lubang gelap supermasif bisa komsumsi lumayan banyak gas sampai setara dengan massa Matahari tiap tahun, dengan nilai nyatanya tergantung pada bermacam aspek.
Misalnya, informasi menampilkan kalau laju perkembangan lubang gelap yang dirata- ratakan sepanjang jutaan tahun, sangat terpaut dengan massa seluruh bintang di galaksi induknya.
Tidak hanya memakan gas, lubang gelap supermasif pula bisa berkembang dengan bergabung satu sama lain buat membentuk lubang gelap tunggal yang lebih masif kala galaksi bertabrakan.
Simulasi kosmologi superkomputer bisa memprediksi seberapa kerap peristiwa ini terjalin.