Menegangkan, Napi AS Batal Disuntik Mati di Menit- menit Terakhir

Menegangkan, Napi AS Batal Disuntik Mati di Menit- menit Terakhir

Menegangkan, Napi AS Batal Disuntik Mati di Menit- menit Terakhir!- Texas- Mahkamah Agung Amerika Serikat( AS) mengabulkan permohonan penangguhan untuk eksekusi mati seorang terpidana pembunuhan di negeri bagian Texas pada Selasa( 16/ 7) waktu setempat, Penangguhan eksekusi mati dicoba cuma sebagian dikala saat sebelum napi itu disuntik mati.

Semacam dilansir AFP, Rabu( 17/ 7/ 2024), Ruben Gutierrez( 47) dijatuhi hukuman mati atas keterlibatan dalam pembunuhan Escolastica Harrisan, seseorang manajer lanjut usia pada suatu halaman rumah mobil( mobile home park) di kota Brownsville, yang berbatasan dengan Meksiko. Pembunuhan itu terjalin tahun 1998 silam.

Gutierrez serta 2 laki- laki yang lain dituduh berencana merampok Harrison, yang pada dikala itu menaruh duit dekat US$ 600. 000 di rumahnya sebab tidak yakin dengan bank. Dokumen majelis hukum pula menyebut ketiga laki- laki itu memukuli serta menikam Harrison sampai tewas sehabis merampoknya.

Dari 2 orang tersangka yang lain tidak hanya Gutierrez, salah satunya mengaku bersalah serta lagi menempuh masa hukuman penjara seumur hidup. Sebaliknya satu tersangka yang lain masih buron sampai saat ini.

Gutierrez bersikeras melaporkan dirinya tidak bersalah, serta sepanjang lebih dari 10 tahun ini sudah menuntut supaya ilustrasi DNA yang dikumpulkan dari tempat peristiwa masalah( TKP) dianalisis ulang.

Ia menegaskan kalau pada dikala itu, dirinya tidak merambah rumah mobil, serta mengaku tidak menyadari 2 orang yang lain bermaksud menewaskan Harrison.

Pengacara Gutierrez berargumen kalau tidak terdapat fakta raga yang menampilkan kedatangan Gutierrez di TKP pada dikala itu. Ditegaskan pula oleh pengacaranya kalau Gutierrez cuma mengaku sebab polisi pada dikala itu mengecam hendak menangkap istrinya serta memasukkan anak- anaknya ke panti asuhan.

Sehabis banding terakhirnya ditolak oleh majelis hukum yang lebih rendah, Gutierrez mengajukan banding ke Mahkamah Agung AS, yang memutuskan pada Selasa( 16/ 7) waktu setempat buat menangguhkan eksekusi mati sedangkan pertimbangan dicoba soal apakah Mahkamah Agung hendak menanggulangi permasalahan tersebut.

Perintah Mahkamah Agung AS melaporkan bila pada kesimpulannya memutuskan buat tidak mengadili permasalahan Gutierrez tersebut, hingga penundaan eksekusi mati hendak” menyudahi secara otomatis”.

Ini bukan awal kalinya Mahkamah Agung AS membagikan penangguhan hukuman pada menit- menit akhir terhadap Gutierrez. Pada tahun 2020 kemudian, majelis hukum menangguhkan eksekusi mati terhadap Gutierrez sehabis otoritas Texas menolak permintaannya buat memperkenalkan seseorang pendeta di ruang eksekusi mati.

” Kami berharap saat ini majelis hukum mengambil aksi buat menghentikan eksekusi ini, kami pada kesimpulannya bisa menuntaskan uji DNA buat meyakinkan kalau Tuan Gutierrez tidak boleh dieksekusi saat ini ataupun di masa depan,” ucap pengacara Gutierrez, Shawn Nolan, dalam pernyataannya.

Negeri bagian Texas selama tahun ini sudah mengeksekusi mati 2 narapidana, sedangkan 10 narapidana dijatuhi hukuman mati secara nasional. Total 24 eksekusi mati sudah dilaksanakan di AS selama tahun 2023 kemudian, dengan seluruhnya memakai tata cara suntikan mematikan.

Sedangkan itu, hukuman mati sudah dihapuskan di sebanyak 23 negeri bagian AS, sebaliknya 6 negeri bagian yang lain– Arizona, California, Ohio, Oregon, Pennsylvania serta Tennessee– mempraktikkan moratorium.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *