Kenapa Prabowo Sukar Beberkan Fakta Soal Penculikan Aktivis 1998? Rahayu Saraswati Bongkar Alasannya

23 min read

Kenapa Prabowo Sukar Beberkan Fakta Soal Penculikan Aktivis 1998? Rahayu Saraswati Bongkar Alasannya BEERITAOKEWLA.com – Rahayu Saraswati Djojohadikusumo datang ke kantor beritaokewla.com, Jumat (2/2/2024)dengan membawa keceriaan. Perbincangan dimulai dengan padatnya jadwal perempuan yang akrab disapa Sara itu karena Pemilu 2024 Selain menjadi salah satu juru bicara TPN Prabowo-Gibran, Sara juga sibuk berkampanye sebagai caleg DPR RI untuk Dapil III (Jakarta Utara, Jakarta Barat, Kepulauan Seribu) DKI Jakarta di Pileg 2024.

Bukan hanya itu, Sara juga tidak lupa akan kewajibannya sebagai ibu dari tiga anak.

Di awal perbincangannya, Sara membagikan tips untuk kalangan Gen Z untuk mengenal kerja keras demi mencapai kesuksesan. Setelah itu, Sara juga membicarakan soal sosok Prabowo yang tak bukan merupakan pamannya.

Mbak Sara kan sekarang lagi sibuk banget. Ngurusin kampanye caleg, Pilpres 2024, belum lagi urusan di rumah. Bagaimana membagi waktu antara kegiatan kampanye dengan keluarga?

Udah kayak orang gila, sih, sebenarnya, hahaha. Karena ini seringkali ditanya sebagi seorang, kan, aktivis perempuan juga, ya, maksudnya gimana caranya untuk nge-balance antara kehidupan sebagai istri, sebagai ibu, dengan work life, working mom, gitu kan, anak tiga, yang satu SD, yang satu TK, yang satunya (masih) dua tahun, lady boss di rumah, paling galak, lebih galak daripada saya.

Turunan (Mbak Sara) sih, kayaknya…

Tuh, kenapa ya? Semua pada ngomongnya langsung, oh like mother like daughter, I’m sorry ya. Kenapa nggak? Tapi mikirin, kenapa nggak suami saya gitu. Saya nggak segalak itu, mohon maaf.

Tidak segalanya itu. Itu lebih melampaui. Enggak, tapi saya selalu bilangnya bahwa there’s no such thing, beneran tidak ada yang namanya balancing, tidak ada yang namanya, pasti kalau kita sedang fokus di satu hal seperti sekarang lagi fokus kampanye, lagi fokus nyaleg, pasti ada kehidupan yang lainnya, responbility, tanggung jawab saya yang harus saya korbankan, saya taruh di backseat, dan itu berat banget.

Kemarin saja anak saya baru ke luar dari rumah sakit dan buat saya tuh secara mentally itu berat banget karena siang hari saya tetap harus kampanye, saya keliling, saya titipkan anak saya kepada keluarga, puji Tuhan untuk saya bisa seperti ini juga butuh support system.

Nggak mungkin bisa, apa ya, bisa tapi sangat jauh-jauh berkali-kali lebih lipat susahnya dan itu saya rasa kenapa jadi masalah di negara-negara seperti Korea Selatan, seperti di Jepang, Singapura yang di mana maternity rate-nya tuh rendah banget ya.

Jadi makanya mereka kan bukan bonus demografi tapi super minus gitu. Itu karena disana budayanya nggak seperti kita yang kapan pun nenek, kakek, eyang-eyangnya, tante, apalagi kalau big family gitu, support system-nya tuh ada real gitu.

Dan saya sangat bersyukur untuk itu. Jadi nggak mungkin saya bisa melakukan ini semua, saya bisa hadir di sini, kalau nggak karena support system itu tadi dan saya juga luar biasa ada mbak-mbak yang sangat mencintai anak-anak saya yang bisa saya percaya dengan mereka plus ada CCTV ya.

Kalau nggak (ada) aduh saya sama suami saya pasti karena suami saya juga lagi maju. Jadi kita dua-duanya lagi kampanye gitu. Aduh, pusing deh. Tapi, tidak apa-apa.

Karena buat kita, karena kita tahu kita melakukan ini untuk Gerindra, untuk Pak Prabowo, dan tentunya untuk masa depan anak-anak kita.

Jadi, ya kita lagi berjuang sekarang gitu. Pas kita lagi muda, why not?

Sebelum ngomongin Pak Prabowo, tadi itu ada menarik ya karena setahu saya anak-anak zaman sekarang nih seringkali menyinggung soal mental health yang dikasih kerja keras dikit kayak, aduh capek, aduh stres. Sementara kita lihat Mbak Sara sendiri begitu sibuk dari pagi, mungkin ketemu pagi lagi, dengan segala tekanan segala macam. Gimana menjelaskan atau memberikan contoh kepada anak-anak muda bahwa kita harus bekerja keras untuk mencapai sesuatu itu?

Nah, ini lucu sih buat saya karena sepertinya nggak semua gen Z itu punya tempe atau strawberry mentality. Nggak semua, kenapa? Karena saya pernah hadir di satu forum yang membahas tentang hustler mentality karena menurut saya nih, ini mungkin efek dari medsos juga, dari influencer.

Sebenarnya jadi di satu sisi memang medsos dan internet dan teknologi itu membawa kita tuh kayak punya anggapan segala hal tuh bisa ekspres, ya kan? Makanya banyak yang mau jadi content creator, mikir hanya dengan membuat beberapa konten udah langsung gede, gitu kan? Nggak perlu ngapain-ngapain, cuma perlu di rumah, yang penting ada modal kamera, gitu kan?

Udah, jadi, gitu. Tapi di sisi lain, I think, terutama dua tahun terakhir sih kayaknya mulai ada kesadaran bahwa tanpa kerja keras, it won’t work dan kita yang milenial nih udah mulai kencang ke Gen Z, yang adik-adik kita. Karena istilahnya kan sekarang banyak Gen Z yang mulai masuk, yang udah masuk ke dunia usaha. Being hired to work dan disitu kayaknya yang tadi, kenapa berapa tahun ini?

Karena belum, karena kan untuk Gen Z itu kan kelahiran tahun 1997 sampai 2012. Jadi banyak yang benar-benar baru berapa tahun ini masuk, lulus kuliah, masuk dunia usaha.

Jadi mereka mulai ada kayak gegar budayanya gitu, to be honest, kita pun juga melalui itu, of course, nggak mungkin gitu misalnya kita kan udah kayak mikir, oh my God, the world is my oyster.

Masa depan saya cerah terus tiba-tiba pas masuk ke dunia real gitu, kenyataan, ini bukan yang saya bayangkan, gitu kan, pasti ada proses itu, dan aku melalui itu, bahkan waktu antara usia 21, selesai kuliah sampai kayaknya 25-26 itu baru settle gitu, baru mulai kayak, oke, mungkin aku akan melakukan hal ini, mungkin saya akan, jadi ada prosesnya.

Nah, di sini kayaknya kita yang milenial yang udah melalui itu, kita memang harus kasih mentorship, bimbingan untuk istilahnya, lu kalo misalnya gak hustle sekarang pada saat lu sebenarnya tenaganya paling besar dan masih bisa all nighter, masih bisa lembur, masih bisa lo, kalau nggak fokus sekarang ntar pasti lo regret gitu lho.

Jadi kalo misalkan dari segi mental health itu dua sisi adalah memastikan bahwa kita jangan menganggap bahwa semuanya ekspres, ya kan? Harus ada kerja kerasnya, bukan hanya kerja pintar, tapi kerja keras, maaf, tapi semua yang sukses sekarang, tidak ada satu pun yang tidak kerja keras.

Kalau kita baca, aduh namanya apa tuh, this book, Outliers, itu salah satu buku yang luar biasa dijelaskan di situ bahwa begitu banyak orang yang menjadi Elon Musk, the Bill Gates, itu semuanya memasukkan 10.000 jam praktek.

Jam praktek dalam satu bidang untuk mereka bisa sukses, bisa dianggap pakar di situ. You can’t do something without practice, kan nggak mungkin. Saya bisa ngomong kayak gini di sini juga karena pengalaman dan latihan gitu kan. Yang dipanggil pakar, kamu tidak bisa melakukan sesuatu tanpa latihan. Mental itu adalah bagaimanapun juga kita harus kerja keras, tapi di sisi yang lainnya, sebagai seseorang yang pernah melalui major depressive disorder dan anxiety disorder, jangan juga kita satu diagnosa sendiri, harus bisa, if ada sesuatu yang kok gue kesulitan tidur atau kok gue maunya tidur terus, saya justru waktu itu waktu major depressive itu bukan tipe yang nggak bisa tidur, saya bukan insomnia, saya justru yang tidur terus, oh my gosh, nggak ngapain-ngapain tidur, nangis bisa tiap hari, itu jangan kita anggap remeh juga.

So, jangan juga istilahnya kayak hanya karena banyak yang mungkin dikit-dikit kok melempem, dikit-dikit melempem bukan berarti juga… Bahwa ada mereka yang sedang melalui mental health issue jangan juga kita kesampingkan kita tetap harus ingatkan pada mereka bahwa, hey, you are not alone ada banyak yang pasti melalui apa yang kamu lalui, itu tidak mudah, tolong cari bantuan, jangan merasa bahwa apa aku yang aneh, apa ini, kamu tahu, cari bantuan, itu tidak ada salahnya untuk mencari bantuan, ketemu sama psikolog, dan dari situ kan baru ketahuan, pasti ada penilaiannya kan, dari situ pasti akan kelihatan, oh, ini cuma karena stres, oh ini cuma karena coba kamu atur jadwal, bla, bla, bla, oh cara pikir kamu harus diubah dikit, karena saya adalah seorang pengalaman kesehatan, karena saya pernah melalui itu semua, saya nggak mungkin ada di sini kalau bukan karena iman saya, ya, Tuhan Yesus Kristus, dan saya waktu itu bahkan harus minum obat.

Jadi, jangan kita remehkan atau kita samakan. Tapi pada saat yang bersamaan, kalau misalkan cuma karena, istilahnya kayak, ini nggak suka di sini, it’s too hard, bosnya nggak ini, maaf deh, lo pindah ke mana pun juga pasti ada orang yang bakal annoying gitu loh. Itu yang selalu saya sampaikan kepada anak-anak muda, intern, bawahan, staf, lo kalo misalkan gak bisa bertahan di satu tempat hanya karena mental issue, lo pindah kemana pun sebenarnya juga belum tentu lo akan menemukan tempat yang lebih baik. Lo bisa, tapi istilahnya kalo misalkan itu adalah sesuatu yang kamu bisa mengatakan, terus mencoba. Dan kalau kamu menikmati pekerjaan, terus mencoba.

Ini salah satu tips penting buat anak-anak muda zaman sekarang karena banyak yang mendiagnose dirinya sendiri hanya melalui pengetahuan dari Google.

Oh iya, I know, which is why makanya tadi saya sampaikan itu. Dan istilahnya gini, kan nggak mungkin kita diagnose kanker, nggak mungkin kita diagnose DPD tanpa kita melakukan tes darah, tanpa kita betul-betul assessment gitu kan ke profesional, masalah kesehatan mental itu bukan hal yang bisa diremehkan, karena lo tidak pernah tau gitu loh maksudnya dan mohon maaf sering kali juga ada orang-orang yang kok dikit-dikit kok kesulitan ya dapet temen ya, kok dikit-dikit kayaknya, look, sometimes it’s not about other people, maybe it’s about you. Karena biasanya orang-orang yang merasa bahwa dunia tuh kayaknya jahat sama mereka, mereka nggak sadar bahwa mereka punya mental health disorder.

Apakah itu mungkin bipolar, atau itu apa, narcissistic disorder, atau personality disorder, gitu, kayak borderline personality, yang di mana ya biasanya memang mereka menganggap bahwa ya semua orang yang lain salah dan dia yang bener.

Hari pencoblosan Pilpres 2024 tinggal menghitung hari. Bagaimana kondisi Pak Prabowo?

Semangat terus sih, luar biasa ya. Ini lucu sih ya, karena baru sekitar dua hari yang lalu saya dihubungin wartawan tiba-tiba bejubel semua pada nanya, mbak-mbak dia lagi dirawat, gitu kan?

Pas saat itu juga, ditanya itu, beliau lagi ngomong di depan sepupu-sepupu saya, di depan tante saya, sampai ada videonya mereka lagi kumpul di salah satu mal di Jakarta Selatan, dia lagi ngomong di depan ratusan (orang).

Jadi kita langsung, ini informasinya wartawan dari mana ya? Gitu lho, maksudnya pada nanya itu semua padahal jelas-jelas ratusan orang lagi di depan dia gitu kan.

Paginya pula pas lagi masih ada yang nanyain hari berikutnya, ‘Mbak (Sara) (Pak Prabowo) lagi dirawat?’ Ya ampun apa nggak ngeliat di Youtubenya atau di live instagram beliau lagi live gitu loh, lagi live Instagram beliau lagi joget di Malang, like, aduh, gitu yaudah lah, emang tanda-tanda kepanikan sepertinya.

Jadi isu itu ke luar ketika Pak Prabowo lagi ada kegiatan di Kemang Village, ya?

Iya, Kemang Village.

Lagi di acara bareng ada Bu Titiek juga, ada Mas Didit juga di situ. Gimana menanggapinya?

Iya kita cuma bisa ketawa, kalau Pak Prabowo bilangnya apa? Jogetin aja gitu kan? Sorry, yee.

Jogetin aja.. Itu jujur, sebagai keponakan gitu, ya, agak bingung sih kenapa ada goyang gemoy gitu ya, sekarang gitu ya karena sebenernya pak de saya tuh gak bisa joget. Gak bisa joget? Iya jogetnya kayak gitu, itu kan pencak silat. Awalnya sih oh no, no, no, gitu kan.

Tapi rupanya pada suka semua, yaudah, jogetin aja, let’s go.

Tapi dari isu itu sebenarnya masyarakat di media sosial tuh bertanya-tanya gitu sebenarnya gimana sih dengan kesehatannya Pak Prabowo? Setahu saya Pak Prabowo hobi berenang, berkuda.

Swimming dia tuh, lap lho, beneran.

Jadi dia memang paling suka banget berenang, memang tiap hari. Bahkan dia ngomong di podcast di mana gitu, dia pernah ngasih tahu pernah ke luar negeri karena tugasnya dia juga untuk mewakili ini, di sana dan itu dia lagi nggak bisa tidur kan, dia cerita kan, dia nggak bisa tidur dia ke gym bingung liat ada ajudannya-ajudannya lagi pada nongkrong semua, pada ngapain jam 4 pagi kalau nggak salah, Pak Prabowo lagi berenang.

Jadi ya gitu lah nggak ngerti juga kenapa pada istilahnya mereka lupa kali ya gitu bahwa kalau misalkan pincangnya itu pun juga karena wound, luka dari zaman dia hampir gugur dua kali di medan tempur buat NKRI, zaman kita belum ada, dianya sudah, dia menyelamatkan sandera di Papua.

Istilahnya kayak, lo berarti nggak suka dengan Rambo dan dengan semua GI Joe dan emang itu nggak bakal affecting mereka di usia lanjutnya gitu loh. Tentu saja gitu, tapi apakah terus abis itu kalau kita make fun, kita bully.

Dan ini yang lucu ya buat saya sekarang yang kadang-kadang kita semuanya pada teriak-teriak, apalagi nih anak-anak muda ya, teriak-teriak nggak boleh bully, no bullying, bullying is bad.

Tapi terus is it okay in politics? Untuk bullying someone just because of physique, bullying someone karena dia anaknya seseorang, bullying someone karena posisi yang dia kerja keras untuk mendapatkan, itu sebenarnya kayak, ya apa ya, munafik sih menurut saya gitu ya, kalau kita memang benar-benar no to bullying, ya segala jenis bullying, jangan terus tiba-tiba bilangnya, oh kan di politik, all is fair, no, kalau you against bullying, ya lo nggak boleh bully dong, gitu loh, ya apapun itu, berarti kita bilang tidak kepada bullying, tapi, dia sehat.

Ada pendukung bapak di kolom komentar Mbak Sarah di Instagram saya lihat menyesalkan dengan kubu 02 yang istilahnya nggak gercep ketika isu-isu negatif itu menyerang. Dia membandingkan kubu 02 dengan sebelah.

Satu, kita memang fokusnya adalah bagaimana turun ke lapangan, ketemu dengan masyarakat karena jujur nggak semua masyarakat nonton di… Ini bukan karena kita nggak responsif ya tapi mohon maaf dengan segala hormat tidak semua media dikubu kita juga gitu loh ataupun netral biasanya kalau misalkan itu kaitannya dengan yang mereka support, cepat mereka ngundang untuk bahas isunya. Dan nggak semua hal yang istilahnya diserang ke kita tuh harus kita tanggapin loh.

Misalnya soal yang fisik ini ya, untuk apa sih? Misalnya kan jadinya kayak defensive, playing victim. Giliran kita ngomong kita tanggepin, dibilang playing victim nih. Tapi kalau misalkan kitanya nggak tanggepin, tiba-tiba dari kubu kita ada yang parah, kita tanggepin.

Tidak bisa membuat semuanya happy nggak ada abisnya itu kan nggak bakal ada abisnya jadi yaudah ada X faktornya itu banyak banget lah faktor-faktornya tapi bukan berarti kita nggak mau. Kalau kita diundang pasti kita datang kecuali kalau itu sesuatu yang kita udah tahu, itu sudah di-setting untuk bullying 02 gitu, kayak istilahnya ngapain juga, dateng untuk serving that gitu kan, kita udah tau kok penanggapnya itu dari kubu mana, for what? Abis-abisin tenaga.

Terlihat perbedaan yang begitu signifikan ketika Pilpres 2019 kan Pak Prabowo dalam setiap kampanye berapi-api, tegas, dan sementara untuk yang sekarang Pak Prabowo menampilkan sesuatu yang sangat berbeda.

Pertanyaanya saya kalau untuk menanggapi itu cuma satu, oposisi mana di dunia yang tidak berapi-api? Simple.

Berarti kalau sekarang karena sudah tidak oposisi, tapi jadi penasaran, di rumah Bapak emang kayak gitu ya? Maksudnya penuh dengan lawak.

Justru tiap kali kalau misalkan kita lagi family dinner ya udah pasti tinggal nunggu aja nih kapan nih guyonnya ke luar. Karena biasanya kayak, you know, it’s like that jokes. Terus itu yang biasa kita udah dengar gitu. Okay, it’s that again, it’s repeating that favorit-nya nih.

Kalau dilihat di media sosial, Pak Prabowo hobi joget saat kumpul keluarga.

Itu bapak emang dari dulu ya, dari dulu kalau misalkan lagi kumpul keluarga, kita waktu New Year’s Eve saja, tahun baru emang keluarga doang kan, tapi sudah pasti tuh anak-anak buahnya dia yang band-band dia tuh emang ada band (namanya) Garuda. Itu ada gitu, dan kita ya sudah ganti-ganti aja pada nyanyi gitu, soalnya ada peraturan yang tidak tertulis, gitu ya, ada aturan yang tak tertulis, bahwa kalau misalkan datang makan tempatnya bapak itu udah pasti harus ada yang nyumbang nyanyi. Itu sampe Pak Sudrajat, itu sampai nyanyi. Itu kan ada diminta, didorong sama Bapak. Udah kayak private karaoke aja, bandnya tinggal ngasih, nih lagu yang ini.

Karena kan kesan di luar Pak Prabowo di medsos lagi, dari militer kaku, joget-jogetnya dibuat-buat di panggung, dibuat-buat itu karena dia nggak bisa joget.

Itu yang tadi saya bilang, mohon maaf gitu, itu maksudnya, emang dianya mau joget, tapi ya sudah dia bisanya kayak gitu, pencak silat dia jadikan joget, kalau kita lagi joget poco-poco kan keluarga dari Manado juga, jadi poco-poco udah pasti tiap kali keluarga kumpul pasti ada poco-poco. Sampai sekarang aja dia juga masih harus nyontek, saya joget di depannya, (Prabowo) konsentrasi itu.

Sebutan gemoy itu dari mana sih, Mbak Sara?

Dari kalian, dari anak-anak muda? Dari anak-anak muda dan itu kejadian. Lagi di acara deklarasi anak muda ya, kalau nggak salah (acara) Penerus Negeri, itu saya lagi duduk di row kedua gitu kan, dianya lagi mau maju gitu, terus saya kan video, dan itu ada di Instagram saya, itu suara pas dia naik, terus abis itu, itu pada cewek-cewek di sekeliling saya, pada teriak-teriak, gemoy, gemoy, aku langsung, what is this? Jadi emang beliau sampe nanya, gemoy ini apa sih? Pak Prabowo sampe nanya, gemoy itu apa?

Iya, itu ada jejak digitalnya, itu ada banget, dia nanya, sampai ke wartawan dia nanya, kan, gemoy ini apa sih? What is gemoy? Dia tanyain ke wartawan karena, Pak, Pak, gimana? Sampe wartawannya juga banyak yang teriak, gemoy, pak, gemoy terus dia nya, ah, ini gemoy apa sih? Mohon maklum ya, beda generasi juga, jadi kita juga gitu lah.

Tapi akhirnya dijelasin ke bapak ya oleh TKN? Apakah menjadi masukan juga untuk Pak Prabowo?

Pak Prabowo, Pak Jokowi, katanya kan guru politiknya Pak Prabowo. Enggak, tapi sebenarnya soal gemoy itu dari masyarakat, dari Gen Z, dari wartawan juga, dari netizen yang mulai sebutan-sebutan gue mau itu kan baru kayak dua bulan sebelum kita deklarasi, sebelum kita ke KPU. Itu dua tiga bulan sebelum. Dia itu hanya dikasih masukannya, pokoknya santai, relax, karena disuruh santai, relax, ya ke luar lah itu gerakan-gerakan

Dan nggak ada yang dibuat-buat, ya?

Sebenarnya ini nih paling bingung deh, karena semua orang kan istilahnya kayak harusnya udah tau dia tuh orang yang paling nggak bisa di-setting. Serius dia orang nggak bisa di setting, cannot. Ya senyumnya kayak gitu, geraknya kayak gitu, bajunya ya istilahnya juga ya gitu-gitu terus.

Terkait isu lima tahunan. Isu lima tahunan? Penculikan aktivis 98. Kita sebut aktivis 98 yang bergabung ke barisan Prabowo-Gibran. Kenapa situasi itu tidak dimanfaatkan oleh Pak Prabowo untuk menyampaikan yang sesungguhnya yang terjadi pada saat itu?

Ingat debat ketiga yang jadi rame karena kubu yang lain lagi pada nyerang gitu kan ini beneran karakter beliau, beliau tidak akan pernah mau di, mungkin dari zamannya dia Kopassus ya, kalau special forces, ini udah kayak di film ya kan, kalau lagi ditangkap, diinterogasi, diminta untuk ngeluarin rahasia-rahasianya agar ini Danjen Kopassus gitu loh, dia tuh dulu nya gitu, dia tuh pimpinan Kopassus yang menjadikan Kopassus salah satu pasukan terbaik di dunia, elite forces terbaik dunia, and you think dia akan membuka aib dan kesalahan dari orang-orang lain? He won’t. Dia nggak akan. Karena dia itu memang orangnya setia, bahkan kepada mereka yang mengkhianati dia, karena apa? Nama baik TNI.

Karena waktu itu kembali lagi, nggak ada satupun yang berjalan dan bergerak kan nggak mungkin dong tanpa yang di atas tau gitu kan dan banyak yang lupa waktu itu kan dia bukan Panglima, dia Pangkostraf dan kembali lagi dia tidak akan membuka yang lain dan banyak yang nggak riset dan nggak tau makanya kemakan dengan hoax, kemakan dengan fitnah karena kalau mereka riset pasti akan lihat ada dua kelompok dan kalau misalkan yang dikaitkan dengan Pak Prabowo bisa dicek mereka semua sekarang ada di mana saja.

Dua di antara nama yang dikatakan diculik oleh tim yang dikaitkan dengan Pak Prabowo dua diantara mereka jadi anggota DPR dari partai Gerindra. Almarhum Desmond Mahesa, dan sekarang anggota BPK, Pius Lusri Lanang. Kenapa nggak nanya sama Bang Pius?

Dia salah satu yang waktu itu namanya ada di situ kok.

Pak Prabowo nggak akan membuka dia setia seperti itu sampai mau ditortur kayak gimana pun dia nggak akan. Persoalan dengan food estate aja juga nggak dibuka, walaupun nggak ada satu rupiah pun yang turun ke Kementerian Pertahanan (Kemhan). Mau kita dikatain sebagai tim klarifikasi nasional, bukan tim kampanye nasional, terserah, tapi Pak Prabowo tidak akan membuka aib kesalahan dari orang lain yang adalah dianggap koleganya dia.

Karena kan selama ini Pak Prabowo itu lebih senang membiarkan isu.

Karena dia sudah menjelaskan ratusan kali, mau berapa kali lagi dia minta untuk menjelaskan, kalau waktu itu dianggap dia memang adalah yang mereka sampaikan, kenapa waktu itu dia jadi cawapresnya Bu Megawati? Cawapresnya Bu Megawati lho, diusung oleh Partai PDI Perjuangan, kenapa nggak waktu itu jadi permasalahan juga? So, kembali lagi, kalau masih ada yang kemakan dengan isu itu, mohon maaf Anda terlalu naif.

Berarti dengan bergabung yang salah satunya adalah Bang Budiman Sudjatmiko itu juga menjadi jalur penjelasan Pak Prabowo atas semua isu soal 98.

Karena buat beliau kebenaran itu ya pasti akan muncul pada akhirnya. Beliau tidak pernah merasa harus menjelaskan sesuatu yang dia sudah berulang kali jelaskan karena buat dia ya kalau misalkan ada yang akan kemakan dengan isu itu ya dia nggak bisa ngapain-ngapain ya sudah, what to do?

Dan saya rasa sudah cukup dengan Bang Budiman gabung di kita itu sudah sudah menjadi penjelasan pada sendiri dengan sendirinya.

Selain adanya serangan isu itu yang paling anget nih Mbak Sara adalah soal mundurnya Pak Mahfud MD, ini kan sebenarnya jadinya saling berkorelasi gitu ya Pak Mahfud mundur dari menteri kemudian orang-orang menagih Pak Prabowo kapan mundur?

Kita mau melanjutkan program-programnya beliau kita paslon yang jelas bahwa kita akan melanjutkan programnya Presiden Joko Widodo. Karena apa? Semua yang di bisnis sektor, semua yang paham tentang ekonomi negara, paham bahwa stabilitas dan keberlanjutan kebijakan itu penting untuk investasi demi pembangunan ekonomi sebuah bangsa. Semuanya paham itu.

Karena kalau misalkan sampai ada perputaran dan perubahan yang terlalu drastis, itu butuh waktu. Waktu Pak Jokowi aja pertama jadi Presiden kan butuh kayak 2-3 tahun untuk kabinetnya bisa klop. It takes time.

100 hari kurang ya, Mbak Sara?

Sangat kurang lah.

Tapi bayangkan kalau ini ada dukungan dari dua presiden empat periode yang akan membantu transisi untuk periode yang berikutnya keberlanjutan ini akan membangun percepatan pembangunan bangsa ini. So, ya dari segi itu sih yang istilahnya satu secara undang-undang tidak diharuskan untuk mundur. Jadi, legal wise, nggak ada kesalahan. Pak Mahfud pun kalau dia nggak mundur juga nggak masalah, kalau dia mau mundur kenapa nggak dari awal dia mundur? Kan jadi pertanyaannya itu, kenapa nggak sebelum beliau maju, beliau mundur?

Kenapa sekarang? Karena kalau misalkan dia mundur sekarang, berarti cuma disisain beberapa bulan untuk yang akan menggantikan beliau padahal kita semua tau untuk jadi mentri, lo belajar untuk memastikan secara dinamika di dalam eselon 1, eselon 2, eselon 3 dari birokrasi nggak mudah. I’m sorry, tapi menurut saya dengan dia mundur sekarang dan bukan tahun lalu waktu dia mau maju itu justru nggak membantu proses birokrasi penegakan hukum di Indonesia karena siapapun yang akan menggantikan beliau cuma punya waktu berapa bulan baru belajar baru dia bener-bener nelusurin semua anggaran dan nelusurin semua eselon satu, eselon dua, eselon tiga baru selesai belajar ,udah selesai waktunya. So, perspektif masing-masing ada yang mungkin menghormati silakan. Tapi bagi saya, ya kenapa nggak tahun lalu?

Dan nggak ada salahnya kalau misalkan Pak Prabowo sebagai Menhan, beliau mau menyelesaikan apa yang jadi komitmen beliau waktu pertama kali diberikan mandat sebagai Menteri Pertahanan, karena ada banyak tugas yang belum selesai. Dia komit dengan posisi dia sebagai menhan.

Dia menjadi menhan, dia menyatakan saya maju sebagai calon presiden bukan berarti saya meninggalkan tanggung jawab saya sebagai menteri pertahanan, masih ada tugas dia yang harus diselesaikan.

Kalau misalkan nanti Pak Prabowo jadi presiden, Mbak Sarah, kursi ketua Mbak Gerindra bakal dialihkan ke siapa?

Ada banyak opsi-opsinya.

Siapa?

Gak tahu

Mbak Sara?

Oh nggak?

Kan bisa jadi?

Nggak.

Saya tegas disini saya persilakan kepada semua teman-teman saya, kolega saya, Bapak, Ibu yang saya hormati yang adalah pimpinan yang lain yang ada di Gerindra, saya persilakan, saya dukung, silahkan, karena urusan internal partai, pusing, jadi saya dengan menghormati.

Nanti kalau Pak Prabowo jadi presiden, Mbak Sarah ini jadi Menteri PPPA.

Tapi itu nggak sih. Mohon doanya semuanya fokusnya hanya kepada Pak Prabowo jadi presiden ya.

Kan who knows Mbak, who knows..

Kayaknya nggak bakal sih, kalau pun saya memang akan diajak bicara untuk itu kemungkinangan besar saya akan menolak.

Karena saya harus melindungi Pak Prabowo. Kenapa? Walaupun ada banyak orang tahu saya punya kapasitas, kemampuan, dan seterusnya, tapi saya pun juga harus sadar diri bahwa saya adalah keponakan beliau dan beda dengan kalau misalkan saya maju di sebagai caleg DPR RI di mana masyarakat yang memilih saya calon gubernur, bupati masih mending karena masyarakat yang memilih saya langsung tetapi kalau ini kan ditunjuk sudah pasti orang-orang haters di luar sana yang nggak peduli saya punya kemampuan seperti apa pasti akan langsung menilainya dinasti.

Sudah dari kemarin udah rame-rame banget soal itu. Masih banyak yang lain yang punya kemampuan, mudah-mudahan sebagai wakil rakyat kita bisa membantu untuk memastikan mereka on track dan sesuai dengan amanah dan mandat mereka.

Saya terima kasih kepada semua pendukung yang selalu mengharapkan, yang tadi juga menyampaikan harapannya untuk saya mungkin menjadi salah satu menteri muda tapi dalam hal ini kemungkinan besar karena Pak Prabowo pun juga bukan tipe yang seperti itu.

Beliau sangat menyadari bahwa pasti akan ada conflict of interest kalau di situ, jadi ya kita lihat walaupun sekali lagi itu nanti harus ada pembicaraan lintas koalisi, kan itu bukan sesuatu yang hanya Pak Prabowo yang akan beliau putuskan, tapi bagi saya, ya saya mau melindungi beliau dari segitu.

Pesan Mbak Sara menjelang hari pencoblosan?

Jadi ini penting sekali, oh maaf, jadi ini penting sekali untuk teman-teman bisa memahami bahwa kalau kalian percaya apa yang disampaikan di Spiderman, dengan kekuatan yang besar datang pula tanggung jawab yang besar. Artinya apa? Kita sebagai anak-anak muda yang merupakan 56 persen pemilih saat ini, kita punya kekuasaan dan andil yang sangat besar juga yang artinya apa? Kalian harus menggunakan tanggung jawab kalian, hak kalian untuk mencoblos tanggal 14 Februari karena mohon maaf kalau dibilang itu hanya hak tapi nggak yang nggak perlu digunakan dilakukan kalian missing the point kalian ngomong kosong kalau tidak pilih pada saat suara kalian sebenarnya dihitung tapi terus kalian mau demo, saya nggak mau dengar.

Karena kalau misalkan kalian mau mengkritisi kebijakan, kalian harus melakukan kritikan itu, aspirasi itu kalian salurkan pada tanggal 14 Februari di bilik suara.

Jadi, tolong gunakan lah kalian supaya surat suara itu tidak digunakan oleh oknum-oknum juga yang tidak bertanggung jawab. Kalian bisa mengawasi, jangan abis nyoblos, mungkin dari kalian yang bener-bener peduli tentang masa depan bangsa ini, setelah nyoblos, kalian bisa pas mereka sudah mulai menghitung, kalian awasi, kalian lihat, jangan sampai ada kecurangan di situ, ya kan?

Kawal, karena kita yang muda-muda, kita yang punya tenaga kok, kita bisa stand by di situ sampai bener-bener kita foto hasil dari penghitungannya.

Mungkin terakhir juga, istilahnya gini, semua survei sudah menyatakan apa yang kemungkinang besar akan terjadi, kepada pendukung 02, kepada pendukung Prabowo-Gibran jangan sia-siakan kesempatan ini untuk kalian bisa memberikan dukungan kalian tanggal 14 Februari.

Datang, karena ada banyak pihak-pihak yang ingin banyak orang terutama anak-anak muda golput, karena mereka tahu banyak yang mendukung Prabowo Gibran. Jadi tolong pastikan, kalian pastikan semua keluarga, tetangga, saudara kalian hadir di TPS tanggal 14 Februari supaya suara kita betul-betul terhitung sekali lagi dan bahkan terserah deh pilihan kalian siapa yang penting kalian datang di TPS supaya tidak terjadi kecurangan yang menggunakan surat suara yang tidak kalian gunakan. Please make sure kalian hadir di situ. Terima kasih.

 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours