Pemerintah Luncurkan Tandingan Google Maps, Layanan Dapat Free

3 min read

Pemerintah Luncurkan Tandingan Google Maps, Layanan Dapat Free! Jakarta, beritaokewla.com Indonesia- Pemerintah Indonesia hendak mulai mengkomersialisasikan pemetaan bawah skala besar dengan perbandingan 1: 5000 ataupun 1: 1000 sebagaimana layanan komersial peta digital yang dikeluarkan Google, ialah Google Maps.

Pemetaan bawah skala besar itu dicoba oleh Tubuh Data Geospasial ataupun BIG semenjak tahun ini mulai dari Sulawesi, Sumatera, Maluku, Jawa, Nusa Tenggara, ataupun Papua. Sedangkan itu sasaran buat komersialisasi pada 2026.

” Berakhir satu telah dapat komersialisasi. Aku sangat percaya demand sangat banyak buat kebutuhan di Jawa,” ucap Kepala BIG Muh Aris Marfai dalam kegiatan Penerapan One Map Policy( OMP) Summit 2024 di Departemen Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa( 2/ 4/ 2024).

BIG mengatakan beberapa keunggulan peta tersebut dibandingkan layanan yang disediakan zona swasta, semacam Google Maps, di antara lain yakni secara geometrik peta bawah besar ini hendak lebih terukur serta lebih pas.

” Walaupun atribut data ya lebih informatif terdapat di peta sistem yang lain itu sebab mereka kan memakai partisipan, seluruh orang dapat nambahin, nama warung lah, cafe, tetapi akurasi geometrik di kami,” ucap Aris.

Akurasi peta ini baginya dapat diperoleh sebab Data Geospasial Tematik yang sepanjang ini sudah ada di bermacam departemen ataupun lembaga sudah dikompilasi oleh BIG, dan diintegrasikan ataupun sinkronisasi. Total data geospasial tematik itu berjumlah 151.

” Sebab seluruh bersumber pada official peta yang dikeluarkan pemerintah ataupun lembaga lain, sehingga informasi yang kita hasilkan lebih komprehensif serta official,” ungkap Aris.

Walaupun dari sisi akurasi lebih baik dari layanan pihak swasta, Aris membenarkan biayanya hendak lebih murah. Malahan, buat layanan infomrasi bawah tidak hendak dikenakan tarif alias nol rupiah. Layanan bawah semacam penampakan jalur, jaringan sungai, sampai nama bangunan.

” Tetapi buat sarana buat melaksanakan analisis lebih semacam navigasi, overlying, zonasi, baru berbayar, jadi konteksnya berbeda, malah ke depan kita hendak kerja sama misal dengan layanan yang telah eksis oleh private, mereka beli ke kita,” ucap Aris.

Sebab bayaran layanan hendak lebih murah dibandingkan Google Maps, Aris membenarkan kalau industri jasa yang erat menggunakan teknologi peta hendak terus menjadi bertumbuh kembang di Indonesia. Misalnya, semacam layanan aplikasi transportasi, wisata ataupun tourism, santapan, sampai konsultasi tata ruang.

” Itu hendak berkembang sebab mereka tidak wajib langganan dari private yang itu tadi,” tutur Aris.

Aris berkata, bisnis berbasis geospasial itu saat ini tengah jadi tren di tingkatan global serta sangat menjanjikan perkembangannya di Asia Pasifik. Karena, bisnis ini baginya hendak membuat layanan usaha berbasis peta terus menjadi gampang serta murah buat diakses.

” Perkaranya Indonesia belum di papan atas, di asia yang papan atas itu Singapore, Cina, Australia, kita masih di urutan 30- an. Aku sangat percaya jika kita memiliki skala besar kita enggak butuh beli dari Google, gak butuh beli mahal- mahal sebab pemerintah telah dapat sediakan,” tutur Aris.

Penciptaan peta bawah skala besar ini hendak mulai dicoba BIG pada 2024, serta pada 2026 hendak mulai dicoba pemakaian data geospasial bawah secara komersial.

Ada pula proses pemutakhiran peta bawah skala besar hendak diawali pada 2029, serta BIG selaku penyedia peta bawah skala besar hendak membagikan donasi besar dalam penerapan Kebijakan Satu Peta.

” Tahun ini kita baru ingin selesaikan segala Sulawesi, kemudian Sumatera, Maluku, Jawa, Nusa Tenggara, serta papua. Terdapat 6 lagi yang wajib kita selesaikan sebab Indonesia luas sekali, luas daratannya 1, 9 juta km2,” ungkap Aris.

Link Terkait :

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours