Viral Perlengkapan Belajar Siswa Tunanetra buat SLB Ditahan Bea Cukai Soetta

3 min read

Viral Perlengkapan Belajar Siswa Tunanetra buat SLB Ditahan Bea Cukai Soetta- Jakarta, Beritaokewla.com – Seorang masyarakat mengeluhkan perlengkapan pendidikan siswa tunanetra bernama taptilo ditahan oleh Direktorat Jenderal Bea serta Cukai Bandara Soekarno- Hatta( Soetta). Cerita itu dia unggah di media sosial dan viral.

Netizen dengan akun X( Twitter)@ijalzaud menggambarkan benda tersebut dikirim dari OHFA Tech yang terletak di Korea Selatan pada 16 Desember 2022. Benda diperuntukan buat SLB- A Pembina Tingkatan Nasional Jakarta.

Benda datang di Indonesia pada 18 Desember 2022. Tetapi, benda tertahan di Bea Cukai.

” SLB aku pula bisa dorongan perlengkapan belajar buat tunanetra dari industri Korea. Eh cocok ingin diambil di Bea Cukai Soetta suruh bayar ratusan juta. Mana denda gudang per hari,” katanya.

mengatakan Bea Cukai memerlukan dokumen bonus buat pemrosesan benda serta penetapan harga benda tersebut.

Dokumen yang diperlukan di antara lain link pemesanan yang tertera harga, invoice ataupun fakta pembayaran yang sudah divalidasi bank, katalog harga benda, nilai freight, serta dokumen yang lain.

Bagi ia, sekolah telah mengirimkan dokumen yang diperlukan. Tetapi, sebab benda tersebut prototipe yang masih sesi pertumbuhan serta ialah benda hibah buat sekolah, hingga tidak terdapat harga buat benda tersebut.

Sehabis itu, pihak sekolah menerima email tentang penetapan nilai benda sebesar Rp361. 039. 239. Sekolah pula dimohon mengirim beberapa dokumen di antara lain konfirmasi sepakat bayar Pemberitahuan Impor Benda Spesial( PIBK) sebesar Rp116 juta, lampiran pesan kuasa, lampiran NPWP sekolah, serta lampiran fakta bayar pembelian.

” Setelah itu pihak sekolah tidak sepakat dengan pembayar pajak tersebut sebab benda tersebut ialah benda hibah perlengkapan pembelajaran buat digunakan siswa tunanetra,” katanya.

Tidak lama, pihak sekolah menerima email yang menganjurkan benda tersebut di- redress dengan beberapa dokumen semacam pesan statment bukan kepemilikan benda dari SLB- A Pembina Tingkatan Nasional.

Setelah itu, pesan statment ikatan antara PIC Sekolah serta SLB- A Pembina Tingkatan Nasional, pesan statment redress PIC Sekolah, serta pesan kuasa PIBK PIC Sekolah.

Pihak sekolah setelah itu mengirim dokumen itu, namun permohonan redress ditolak ataupun belum disetujui.

” Sehabis diproses lumayan lama, kami bisa email kembali kalau benda kirimin tersebut hendak dipindahkan ke tempat penumpukan Pabean,” katanya.

Tidak hanya itu, benda susah diproses kembali sebab sekolah wajib membayar pajak.

Pihak sekolah setelah itu menghubungi OHFA Tech serta Departemen Pembelajaran serta Kebudayaan. Proses ulasan benda tersebut katanya pernah berjalan namun hadapi hambatan koordinasi antara pihak terpaut.

” Setelah itu kami tidak paham proses kelanjutan dari benda tersebut hingga dengan dikala ini,” katanya.

Respons bea cukai

beritaokewla.com telah menghubungi Direktur Jenderal Bea Cukai Askolani. Tetapi yang bersangkutan belum merespons sampai kabar ini diterbitkan.

Direktur Komunikasi serta Tutorial Pengguna Jasa Bea Cukai, Nirwala Dwi Heryanto mengatakan pihak Bea Cukai Soetta telah memohon data serta informasi dan kronologi buat dipelajari guna mengenali pokok perkaranya.

” BC Soetta pula telah menghubungi pihak SLB buat menolong menuntaskan permasalahan ini,” katanya pada Sabtu( 27/ 4).

Rekomendasi Link : 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours