Kilatan Cahaya Hijau di Langit Jogja yang Ternyata Meteor

4 min read

Kilatan Sinar Hijau di Langit Jogja yang Nyatanya Meteor- Jogja – Artikel video bernarasi kilatan sinar hijau di langit Jogja jadi pembicaraan di media sosial. Beberapa ahli menyebut kilatan misterius itu diprediksi kokoh merupakan meteor. Begini penjelasannya.

Kilatan Hijau

Kilatan hijau di langit Jogja itu diucap terjalin pada Sabtu( 5/ 5) jam 22. 12 Wib.

” Ketampakan ini merupakan meteor cerah ataupun fireball,” kata astronom pemula Indonesia, Marufin Sudibyo dikala dihubungi lewat sambungan telepon, Pekan( 5/ 5/ 2024).

Laki- laki yang pula berprofesi Wakil Sekretaris Lembaga Falakiyah PBNU ini menuturkan kilatan itu tidak cuma terpantau di langit Jogja. Sebagian laporan mengatakan terdapat masyarakat yang memandang di daerah timur serta utara Wilayah Istimewa Yogyakarta( DIY).

” Dari laporan terpantau pula di kawasan Jogja, Solo Raya, Magelang, serta Semarang,” ucapnya.

Lebih lanjut, dia menyebut kilatan ini terekam tanpa titik spike. Ini terdapat karakteristik khas pemecah belahan ataupun fragmentasi dikala merambah suasana Bumi.

Dari hasil pengamatannya, meteor ini pula tidak menciptakan dentuman suara ataupun sonic boom. Bersumber pada informasi pantauan ini, meteor ini mempunyai magnitudo antara- 6 sampai- 7.

” Maksudnya pada puncaknya meteor cerah ini 20 kali lebih cerah dibandingkan Venus,” ucapnya.

Terpaut warna hijau pada ekor meteor, Marufin menuturkan terdapatnya gejala konsentrasi nikel yang besar. Ia pula menebak meteor ini merupakan pecahan asteroid. Peristiwa ini terkategori normal dalam dunia astronomi.

Ia pula membenarkan kalau meteor ini tidaklah Eta Aquarid. Dikenal kalau Bumi hendak disajikan hujan meteor Eta Aquarid pada 5 serta 6 Mei 2024.

” Sebab lintasannya dari selatan serta nampak saat sebelum tengah malam, meteor cerah ini bukan meteor Eta Aquarid,” imbuhnya.

Lebih Cerah dari Venus

Tidak hanya itu, kilatan yang nampak dissebutnya mempunyai tingkatan cerah yang melebihi planet Venus.

Marufin menuturkan tiap barang langit mempunyai tingkatan terangnya tiap- tiap. Skala penghitungan tingkatan cerah merupakan magnitudo. Bila angkanya positif hingga sinar yang dihasilkan terus menjadi redup.

” Kian besar nilai positifnya, kian redup. Jika negatif, maksudnya cerah. Kian kecil nilai negatifnya, hingga kian cerah. Batasnya merupakan magnitudo 0, yang dipunyai bintang Sirius,” jelasnya.

Barang langit sangat cerah yang teramati dari bumi merupakan matahari. Marufin menuturkan bintang raksasa ini tercatat dengan magnitudo- 26, 7. Sedangkan bulan purnama jadi barang langit sangat cerah kedua, dengan magnitudo- 12.

” Sedangkan Venus jadi barang langit sangat cerah ketiga, dengan magnitudo- 4,” katanya.

” Jika meteor cerah ini memiliki magnitudo anggap saja- 7. Hingga jelas ia lebih cerah dibandingkan Venus. Tingkatan terangnya 15 kali lebih cerah dibandingkan Venus,” ucapnya.

Terpaut asal- usul meteor, Marufin mengakui dapat terlacak. Dengan ketentuan terdapatnya rekaman lengkap melintasnya meteor dari bermacam arah. Paling tidak minimun terdapat 2 rekaman yang memperlihatkan lintasan meteor.

” Dapat, asal terdapat minimun 2 rekaman meteor cerah ini. Sehingga profil lintasannya di suasana dapat direduksi. Berikutnya prakiraan orbitnya dikala mengelilingi Matahari dapat diturunkan, pasti saja lewat astrodinamika,” katanya.

Tidak Berbahaya

Sedangkan itu, Tubuh Studi serta Inovasi Nasional( BRIN) angkat bicara soal video bernarasi kilatan sinar hijau di langit Jogja pada Sabtu( 4/ 5) malam. Bagi analisis BRIN, kilatan yang diprediksi meteor tersebut tidak beresiko untuk bumi.

Periset Pakar Utama Pusat Studi Antariksa BRIN, Profesor. Dokter. Thomas Djamaluddin menarangkan peristiwa itu ialah perihal biasa. Di mana meteor menabrak suasana bumi serta dibakar di angkasa.

” Diprediksi itu meteor, batuan antariksa yang berpapasan dengan bumi, kemudian masuk suasana serta dibakar,” jelas Djamal dikala dihubungi, Pekan( 5/ 5/ 2024).

” Kejadiannya pada ketinggian dekat 80 km. Itu peristiwa biasa, tidak beresiko untuk Bumi,” ucapnya meningkatkan.

Djamal berkata meteor tidak bernama ini ialah meteor acak yang kebetulan menabrak bumi. Baginya meteor ini habis dibakar di suasana sehingga tidak terdapat puingnya yang hingga ke permukaan bumi.

” Meteor tidak terdapat namanya. Peristiwa acak,” papar Djamal.

” Tumbangnya bisa jadi jauh dari Jogja sebab itu dari ketinggian dekat 80 km, cuma nampak di Jogja. Nyatanya itu meteor kecil yang habis di suasana,” imbuhnya.

Walaupun nampak jelas di langit Jogja, Djamal menyangsikan peristiwa kilatan ini pula nampak di daerah dekat Jogja lantaran ketinggiannya yang diperkirakan dekat 80 km.

” Bisa jadi nampak, sebab itu besar. Namun bisa jadi tidak terdapat yang memandang. Di Jogja nampak sebab terekam Kamera pengaman,” tutupnya.

Rekomendasi Link : 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours